Inilah Sby Yaitu Presiden Ke 8 Bukan 6


Adalah waktu yang sempurna saya mengangkat judul ini inilah  SBY yaitu presiden ke 8 bukan 6

Adalah waktu yang sempurna saya mengangkat judul ini, alasannya memang kini kita sedang demam capres, dimana2 banyak terpapang poster poster dan iklan iklan para calon presiden RI. tau ga kalo selama ini kita uda dipimpin oleh 8 orang presiden dan bukannya 6. LOh bukannya sepanjang sejarah kita telah dipimpin oleh 6 presiden..ups tunggu dulu, mari kita kembali menengok perjalanan sejarah kita wacana kepresidenan, jangan kaget bahwasanya kita uda dipimpin oleh 8 orang presiden. saya memaklumi MUNGKIN masih banyak dari sokalian yang beranggapan bahwa Indonesia hingga ketika ini gres dipimpin oleh enam presiden, yaitu Soekarno, Soeharto, B.J. Habibie, K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Megawati Soekarnoputri, dan kini Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).


Namun hal itu ternyata keliru. Indonesia, berdasarkan goresan pena sejarah, hingga ketika ini bahwasanya indonesia sudah dipimpin oleh delapan presiden. pertanyaanya, Lalu siapa dua orang lagi yang pernah memimpin Indonesia?

Dua tokoh yang terlewat itu yaitu Sjafruddin Prawiranegara dan Mr. Assaat. Keduanya tidak disebut, sanggup alasannya alpa, tetapi mungkin juga disengaja. Sjafruddin Prawiranegara yaitu Pemimpin Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) ketika Presiden Soekarno dan Moh. Hatta ditangkap Belanda pada awal aksi militer kedua, sedangkan Mr. Assaat yaitu Presiden RI ketika republik ini menjadi bab dari Republik Indonesia Serikat (1949).

Pada tanggal 19 Desember 1948, ketika Belanda melaksanakan aksi militer II dengan menyerang dan menguasai ibu kota RI ketika itu di Yogyakarta, mereka berhasil menangkap dan menahan Presiden Soekarno, Moh. Hatta, serta para pemimpin Indonesia lainnya untuk lalu diasingkan ke Pulau Bangka. Kabar penangkapan terhadap Soekarno dan para pemimpin Indonesia itu terdengar oleh Sjafrudin Prawiranegara yang ketika itu menjabat sebagai Menteri Kemakmuran dan sedang berada di Bukittinggi, Sumatra Barat.

Mr. Sjafruddin Prawiranegara
Untuk mengisi kekosongan kekuasaan, Sjafrudin mengusulkan dibentuknya pemerintahan darurat untuk meneruskan pemerintah RI. Padahal, ketika itu Soekarno – Hatta mengirimkan telegram berbunyi, “Kami, Presiden Republik Indonesia memberitakan bahwa pada hari Minggu tanggal 19 Desember 1948 djam 6 pagi Belanda telah mulai serangannja atas Ibu Kota Jogjakarta. Djika dalam keadaan pemerintah tidak sanggup mendjalankan kewajibannja lagi, kami menguasakan kepada Mr. Sjafruddin Prawiranegara, Menteri Kemakmuran RI untuk membentuk Pemerintahan Darurat di Sumatra”.

Namun ketika itu telegram tersebut tidak hingga ke Bukittinggi. Meski demikian, ternyata pada ketika bersamaan Sjafruddin Prawiranegara telah mengambil inisiatif yang senada. Dalam rapat di sebuah rumah bersahabat Ngarai Sianok Bukittinggi, 19 Desember 1948, ia mengusulkan pembentukan suatu pemerintah darurat (emergency government). Gubernur Sumatra Mr. T.M. Hasan menyetujui undangan itu “demi menyelamatkan Negara Republik Indonesia yang berada dalam bahaya, artinya kekosongan kepala pemerintahan, yang menjadi syarat internasional untuk diakui sebagai negara”.
Pada 22 Desember 1948, di Halaban, sekitar 15 km dari Payakumbuh, PDRI “diproklamasikan” . Sjafruddin duduk sebagai ketua/presiden merangkap Menteri Pertahanan, Penerangan, dan Luar Negeri, ad. interim. Kabinatenya dibantu Mr. T.M. Hasan, Mr. S.M. Rasjid, Mr. Lukman Hakim, Ir. Mananti Sitompul, Ir. Indracahya, dan Marjono Danubroto. Adapun Jenderal Sudirman tetap sebagai Panglima Besar Angkatan Perang.

Sjafruddin menyerahkan kembali mandatnya kepada Presiden Soekarno pada tanggal 13 Juli 1949 di Yogyakarta. Dengan demikian, berakhirlah riwayat PDRI yang selama kurang lebih delapan bulan melanjutkan eksistensi Republik Indonesia.

Mr. Assaat
Dalam perjanjian Konferensi Meja Bundar (KMB) yang ditandatangani di Belanda, 27 Desember 1949 diputuskan bahwa Belanda menyerahkan kedaulatan kepada Republik Indonesia Serikat (RIS). RIS terdiri dari 16 negara bagian, salah satunya yaitu Republik Indonesia. Negara bab lainnya ibarat Negara Pasundan, Negara Indonesia Timur, dan lain-lain.
Karena Soekarno dan Moh. Hatta telah ditetapkan menjadi Presiden dan Perdana Menteri RIS, maka berarti terjadi kekosongan pimpinan pada Republik Indonesia.

Assaat yaitu Pemangku Sementara Jabatan Presiden RI. Peran Assaat sangat penting. Kalau tidak ada RI ketika itu, berarti ada kekosongan dalam sejarah Indonesia bahwa RI pernah menghilang dan lalu muncul lagi. Namun, dengan mengakui eksistensi RI dalam RIS yang hanya beberapa bulan, tampak bahwa sejarah Republik Indonesia semenjak tahun 1945 tidak pernah terputus hingga kini. Kita ketahui bahwa lalu RIS melebur menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia tanggal 15 Agustus 1950. Itu berarti, Assaat pernah memangku jabatan Presiden RI sekitar sembilan bulan.
Nah sahabat Percil, dengan demikian, SBY yaitu presiden RI yang ke-8.

Urutan Presiden RI yaitu sebagai berikut: Soekarno (diselingi oleh Sjafruddin Prawiranegara dan Assaat), Soeharto, B.J. Habibie, Abdurrahman Wahid, Megawati Soekarnoputri, dan Susilo Bambang Yudhoyono.


Posting Komentar

Silahkan Berkomentar, tapi jangan ngiklan ya, kecuali berbagi link blog tidak apa-apa...

Daftar Isi

http://inilah-yangkutahu.blogspot.com$134.5$134.5How much is yours?

close
Banner iklan   disini