Siapa yang tidak ngeri mendengar hari kiamat, dimana bumi bergoncang segoncang goncangnya, gunung gunung beterbangan menyerupai bulu tertiup angin. Semua tidak menghiraukan satu sama lain, yang ada bagaimana kita mempertanggung jawabkan perbuatan kita di hadapan sang pencipta. Mari kita sedikit menelaah secara ilmiah akan terjadinya insiden itu, memang benar dan tidak sanggup dipungkiri, hari kiamat hanya Allah yang mengetahui, tapi kita sebagai insan makhluk yang diberi logika untuk berpikir, seyogyanya memikirkan kiamat ini. Disini aku akan menjelaskan insiden kehancuran yang dialami bumi saja. lantaran kehancuran bumi tidak hanya disebabkan oleh faktoralam,namun juga oleh ulah manusianya sendiri.
Kita kembali pada klarifikasi ilmiah ihwal penyebab kerusakan bahkan kemusnahan mahkluk dimuka bumi. Selain banjir, senjata nuklir, polusi lingkungan, memburuknya iklim, dan lain sebagainya, berdasarkan laporan majalah Discovery, AS, para ilmuwan juga memperhitungkan puluhan jenis musibah atau ulah insan yang sanggup mengakibatkan insan mendekati kepunahan.
Letusan protuberan
yang maha besar di sudut kiri bawah (Courtessy: NOAA Photo Library)
Jaman sekarang, setiap ketika orang-orang membuatkan warta ihwal kepunahan spesies, sehingga kita mulai menyadari bahwa ini bukan sebuah fenomena perputaran alam yang baik.
Para ilmuwan telah memperkirakan, bahwa rasio kepunahan spesies organisme kini yaitu 1.000 kali lipatnya zaman fosil, berdasarkan statistik bahwa di atas bumi secara konkret terdapat 99% spesies berada di ujung kepunahan.
Dan pembunuh-pembunuh yang menghancurkan spesies ini, sebagian besar disebabkan kegiatan peradaban insan ketika ini. Aktivitas-aktivitas ini mengakibatkan aneka macam jenis makhluk hidup di bumi, termasuk insan sendiri secara perlahan-lahan menuju ke dalam kondisi yang kritis, ada beberapa kondisi yang mungkin sanggup dialami dalam gerakan putaran alam.
Mungkin Anda akan menganggap bahwa peringatan di atas hanya imajinasi sastrawan, namun di bawah pengamatan dan penyelidikan ilmuwan ditemukan bahwa dalam sejarah ratusan juta tahun, di atas bumi berkali-kali menyisakan bekas-bekas kehancuran.
Gempa bumi dan Perubahan Kerak Bumi
Dari sejumlah besar bangunan yang ditemukan di samudra, dengan fosil makhluk hidup samudra di atas daratan.
Semua ini cukup menandakan “samudra berubah jadi sawah ladang, dan sawah ladang berubah jadi samudra (dunia mengalami perubahan besar)”, daratan karam ke samudra, perubahan kerak bumi dasar maritim yang naik menjadi daratan yaitu fenomena yang sangat normal dalam kegiatan bumi.
Seperti contohnya Danau Lago Titicaca di Bolivia, Amerika Selatan, meski terletak di atas dataran tinggi, namun di tempat sekeliling danau muncul jutaan fosil kulit kerang samudra, dan hingga kini masih terdapat makhluk samudra di danau tersebut, nelayan sanggup menjala kuda laut, udang bercapit hijau dan kerang-kerangan.
Ini menyampaikan bahwa pada zaman dulu, dataran tinggi di sini mungkin masih berada di dasar laut, namun, lantaran perubahan kerak bumi, di desak hingga naik ke atas, dan masa terjadinya diperkirakan kurang lebih pada seratus juta tahun lampau. Daratan Atlantis dalam legenda, yaitu peradaban yang hilang karam ke maritim lantaran perubahan kerak bumi.
Kerak Bumi Berubah Posisi
Tidak salah bila ada yang bilang tempat kita berpijak bumi kita tidak beda jauh dengan kulit apel. sedangkan dibawah kulit itu mengandung panas yang tak terkira.
Ketika professor Charles H.Hapgood sedang mempelajari peta kuno Kutub Selatan, ia pernah mengemukakan hipotesa peralihan kerak bumi (Earth Crust Displacement).
Ketika professor Charles H.Hapgood sedang mempelajari peta kuno Kutub Selatan, ia pernah mengemukakan hipotesa peralihan kerak bumi (Earth Crust Displacement).
Dalam kondisi tertentu, segenap kerak luar bumi mungkin sanggup menggerakkan posisinya secara menyeluruh, bagaikan selembar kulit jeruk tak berisi, setelah kendor dan terkelupas, akan menggerakkan segenap posisinya.
Menurut hipotesa tersebut, kerak bumi setebal 30 mil sanggup meluncur di atas inti bumi yang tebalnya 8 ribu mil, beberapa sarjana AS mengaitkan hipotesa ini dengan tragedi dahsyat di Alaska dan Siberia pada 11 ribu tahun lampau. Mereka memprediksikan daratan di Kutub Selatan ketika ini, ternyata yaitu daerah berjarak sekitar 2 ribu mil sebelah utara Kutub Selatan.
Dan sebelum adanya peradaban insan ini, minimal pada 6 ribu tahun silam, telah terjadi peralihan kerak bumi, segenap kerak bumi menggerakkan posisi, hingga menggeser daratan Kutub Selatan ke posisinya ketika ini. Ini menciptakan daratan yang hangat mendadak menjadi dingin, dan secara perlahan diselimuti dengan es dan salju.
Dan di ketika bersamaan, Alaska dan Siberia juga mengarah ke Kutub Utara, sehingga menciptakan daratan yang semula hangat dalam sekejab menjadi hambar “membeku”. Ini secara rasional telah menjelaskan ihwal lapisan tanah beku di utara Siberia, gajah raksasa berbulu panjang yang ditemukan serta sejumlah besar hewan yang tidak sanggup hidup di daerah dingin, menyerupai contohnya badak, banteng, kuda, gezelle, srigala, machairodont (harimau bergigi pedang), singa dan sebagainya, selain itu juga ada mayit manusia.
Ledakan Sinar Gamma
Sinar Gamma yaitu ledakan dengan kekuatan terdahsyat yang sudah diketahui di alam semesta ketika ini, dan pengetahuan yang dipahami ilmuwan atas hal ini masih sangat terbatas.
Ilmuwan mendapati, bahwa sinar gamma (Gamma Ray Burst, GRB) yang berasal dari galaksi luar yang jauh, yaitu energi yang dilepaskan kembali setelah hancurnya 2 bintang tetap, energi pancarannya sangat berpengaruh dan tak sanggup diduga, kurang lebih seribu kali lipatnya matahari.
Sebelum perubahan besar ini terjadi, insan sama sekali tidak sanggup mengamati perubahan sesudahnya, sehingga dengan demikian juga tidak tahu bagaimana cara mengantisipasinya. Jika terjadi, maka meski berada di tempat sejauh seribu tahun cahaya, dan meski pada malam yang biasanya cerah di sebuah tempat yang jauhnya tidak sanggup Anda saksikan, ia juga akan terang secara tiba-tiba menyerupai matahari, lalu melepaskan energi yang maha besar, dan menyinari bumi dengan pancarannya.
Meskipun lapisan atmosfer sanggup melindungi kita terhindar dari serangan sinar Gamma dan sinar -X, namun pancaran-pancaran berenergi tinggi ini sanggup menciptakan lapisan atmosfer menjadi panas dan menghasilkan nitrogenoksida, yang sanggup secara serius merusak ozonosfer (lapisan ozon).
Yang lebih parah yaitu ini sanggup secara eksklusif mengacaukan proses fotosintesis plankton di samudera (mereka sanggup menyuplai oksigen bagi atmosfer), merusak ekologi sekaligus juga menghancurkan rantai makanan.
Jarak sinar gamma yang ditemukan ketika ini sangat jauh dari kita, meski pengetahuan yang diketahui ilmuwan atas hal ini sangat terbatas, namun sanggup dibayangkan akhir yang mengerikan seandainya secara tiba-tiba ia menyinari bumi kita.
Planet Menabrak Bumi
Pada 1908 silam, sebuah meteorit komet setinggi kurang lebih 200 kaki (± 60 m) pernah melintasi lapisan atmosfer, dan mengenai kawasan, Siberia, karenanya terjadi ledakan di tempat tersebut. Klik disini untuk membaca ledakan misteri siberia
Menurut perhitungan astronom bahwa insiden sejenis akan terjadi setiap 100-300 tahun. Peristiwa ini, seandainya terjadi di samudera atau daerah yang jarang penduduknya, yang mana meskipun rasio kemungkinan insan terhindar dari tragedi ini sedikit lebih besar, namun ilmuwan mengatakan: terhadap planet besar, tidaklah penting di mana posisi yang diterjang mereka (planet). Karena bila meteor besar menghantam bumi pada serpihan samudera, maka akan menimbulkan tsunami besar.
Jika meteorit selebar ½ mil (± 800 m) menabrak bumi (± setiap 250 ribu tahun) meski tidak hingga mengakibatkan kepunahan seluruh umat manusia, namun cukup memusnahkan pembangunan peradaban umat insan sekarang.
Sebuah meteorit selebar 5 mil menabrak bumi sanggup menimbulkan gempa, tsunami, letusan gunung berapi, dan mengakibatkan kepunahan yang lebih dahsyat, sama menyerupai kiamat dinosaurus. (artikel2 terkait pernah dibahas di blog ini)
Pada 1994 silam, ilmuwan berhasil mengamati seluruh proses gesekan Comet Shoemaker-Levy 9 dengan Jupiter, ini menjelaskan bahwa planet menabrak bumi bukan tidak mungkin, juga bukan insiden mengerikan yang gres akan terjadi ratusan tahun kemudian.
Lubang Hitam
Sistim galaktik pada umumnya dipenuhi dengan Lubang Hitam (black hole). Menurut prediksi ilmuwan secara garis besar, bahwa dalam sistem galaktik terdapat sekitar satu juta lubang hitam, benda-benda ini beredar sama menyerupai bintang lainnya.
Seandainya ada sebuah planet sedang akan mendekati kita, hal itu sanggup kita prediksi, tapi jikalau seandainya itu yaitu lubang hitam maka kita tidak akan menerima peringatan. Jika sebuah planet yang akan menabrak bumi, para ilmuwan puluhan tahun silam sanggup saja mengamati dan memprediksikan waktu maupun energinya secara konkret.
Namun lubang hitam tidak akan menabrak atau menghancurkan bumi, akan tetapi, ia -dengan kekuatan gravitasinya yang luar biasa- sanggup mengacaukan orbit peredaran benda langit, sehingga suhu di bumi akan mengalami perubahan yang drastis.
Badai Matahari
Selama beberapa tahun terakhir ini, matahari sudah memasuki perubahan periodik medan magnetik yang terjadi setiap 10-11 tahun. Dalam masa demikian, partikel dan pancaran kemungkinan akan menerpa ke bumi dengan kecepatan 1juta km/jam. Dan ancamannya terhadap bumi, yaitu suatu hal yang tak sanggup diperhitungkan para ilmuwan.
Baru-baru ini, Pada April 2001 sebagaimana yang diperkirakan ilmuwan, telah terjadi ledakan bintik matahari yang dahsyat di permukaannya, dan ini merupakan salah satu ledakan terbesar yang tercatat selama ini, untungnya solar Flare (letusan gas matahari) tidak mengarah ke bumi (lihat pada foto di atas).
Karena itu sebagian besar energi yang dilepaskan letusan protuberan tidak akan hingga menerjang bumi. Letusan protuberan atau gas matahari disebabkan ledakan tiba-tiba dari energi magnetik.
Letusan ini sanggup menambah kecepatan gerak partikel matahari hingga mendekati kecepatan cahaya dalam beberapa detik, sekaligus menciptakan suhu di permukaan matahari naik hingga jutaan derajat.
Energi yang dilepaskan letusan protuberan bahkan mencapai miliaran ton energi yang dihasilkan ledakan materi peledak.
Diatas beberapa yang menjadikan bumi kita semakin banyak bahaya begitu juga kita sebagai makhluk yang menghuninya, disamping lantaran faktor alam yang insan tidak sanggup menghindar, namun beberapa lagi kehancuran bumi dikarenakan ulah insan sendiri.
nbb:gambar di atas hanya ilustrasi,kecuali gempa bumi
Wallahualam..
Semoga bermanfaat
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar, tapi jangan ngiklan ya, kecuali berbagi link blog tidak apa-apa...