Inilah Peradaban Kuno Atlantis Ialah Indonesia??


Belum usang dunia di kagetkan oleh info hari simpulan  inilah  Peradaban kuno Atlantis yakni Indonesia??

Ilustrasi pelabuhan Atlantis




Belum usang dunia di kagetkan oleh info hari simpulan  inilah  Peradaban kuno Atlantis yakni Indonesia??


Belum usang dunia di kagetkan oleh info hari simpulan 2012, kini indonesia di terkejutkan oleh info yang menyatakan bahwa sentra peradaban masa kemudian yang dikenal dengan peradaban benua atlantis yakni berpusat di Indonesia, bukanlah orang indonesia yang berani mengungkapkan pernyataan ini, melainkan orang brazil, Aryso santos. kita tau banyak sekali petaka beruntun yang dialami Indonesia. Mulai dari tsunami di Aceh, gempa yang melanda beberapa kota indonesia hingga yang mutakhir semburan lumpur panas di Jawa Timur. Hal itu mengingatkan kita pada insiden serupa di wilayah yang dikenal sebagai Benua Atlantis, benua atlantis yang simpulan akhir ini bukan hanya dikenal mitos belaka memang kerap terjadi peristiwa alam. Trus Apakah ada hubungan antara Indonesia dan Atlantis?

Pesan-pesan suci, disampaikan untuk umat insan oleh Allah melalui utusan-utusan-Nya, telah dikomunikasikan kepada kita semenjak penciptaan umat manusia, Beberapa masyarkat/kaum telah mendapatkan pesan/ajaran ini sementara yang lain telah mengingkarinya. Adakalanya, ada sejumlah kecil dari suatu masyarakat yang mau mendapatkan perintah suci tersebut mengikuti seorang pembawa risalah(nabi).

Namun sebagian besar dari masyarakat yang telah didatangi risalah suci tersebut tidak bersedia menerimanya. Mereka tidak hanya mengabaikan pesan suci yang disampaikan oleh sang pembawa pesan, namun juga berusaha untuk melakkan perbuatan keji terhadap para pembawa pesan dan para pengikutnya. Para pembawa pesan suci tersebut biasanya dituduh serta difitnah sebagai "pembohong, sihir, orang yang sakit abnormal dan penuh dengan kesombongan" dan menjadi pemimpin dari banyak orang yang harus mereka cari-cari untuk dibunuh.

Sebagaimana Banjir Nuh itu juga dikisahkan dalam hampir seluruh kebudayaan manusia, banjir Nuh yakni salah satu dari sekian banyak rujukan kisah-kisah yang paling banyak diuraikan dalam al-Qur'an. Kengganan umat Nabi Nuh terhadap nasehat dan peringatan dari Nabi Nuh, bagaimana reaksi mereka terhadap risalah Nabi Nuh, serta bagaimana insiden banjir selengkapnya terjadi, semuanya diceritakan dengan sangat detail dalam banyak ayat al-Qur'an.




Plato (427 – 347 SM) menyatakan bahwa puluhan ribu tahun kemudian terjadi banyak sekali letusan gunung berapi secara serentak, menimbulkan gempa, pencairan es, dan banjir. Peristiwa itu mengakibatkan sebagian permukaan bumi tenggelam. Bagian itulah yang disebutnya benua yang hilang atau Atlantis.

Penelitian mutakhir yang dilakukan oleh Aryso Santos, menegaskan bahwa Atlantis itu yakni wilayah yang kini disebut Indonesia. Setelah melaksanakan penelitian selama 30 tahun, ia menghasilkan buku Atlantis, The Lost Continent Finally Found, The Definitifve Localization of Plato’s Lost Civilization (2005). Santos menampilkan 33 perbandingan, ibarat luas wilayah, cuaca, kekayaan alam, gunung berapi, dan cara bertani, yang kesudahannya menyimpulkan bahwa Atlantis itu yakni Indonesia. Sistem terasisasi sawah yang khas Indonesia, menurutnya, ialah bentuk yang diadopsi oleh Candi Borobudur, Piramida di Mesir, dan bangunan kuno Aztec di Meksiko.

Pandangan Indonesia
Bukan kebetulan ketika Indonesia pada tahun 1958, atas gagasan Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja melalui UU no. 4 Perpu tahun 1960, mencetuskan Deklarasi Djoeanda. Isinya menyatakan bahwa negara Indonesia dengan perairan pedalamannya merupakan kesatuan wilayah nusantara. Fakta itu kemudian diakui oleh Konvensi Hukum Laut
Internasional 1982. Merujuk penelitian Santos, pada masa puluhan ribu tahun yang kemudian wilayah negara Indonesia merupakan suatu benua yang menyatu. Tidak terpecah-pecah dalam puluhan ribu pulau ibarat halnya sekarang.

Santos menetapkan bahwa pada masa kemudian itu Atlantis merupakan benua yang membentang dari belahan selatan India, Sri Lanka, Sumatra, Jawa, Kalimantan, terus ke arah timur dengan Indonesia (yang sekarang) sebagai pusatnya. Di wilayah itu terdapat puluhan gunung berapi yang aktif dan dikelilingi oleh samudera yang menyatu berjulukan orientale, terdiri dari Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.

Teori Plato menunjukan bahwa Atlantis merupakan benua yang hilang akhir letusan gunung berapi yang secara bersamaan meletus. Pada masa itu sebagian besar belahan dunia masih diliput oleh lapisan-lapisan es (era Pleistocene) . Dengan meletusnya berpuluh-puluh gunung berapi secara bersamaan yang sebagian besar terletak di wilayah Indonesia (dulu) itu, maka tenggelamlah sebagian benua dan diliput oleh air asal dari es yang mencair. Di antaranya letusan gunung Meru di India Selatan dan gunung Semeru/Sumeru/ Mahameru di Jawa Timur. Lalu letusan gunung berapi di Sumatera yang membentuk Danau Toba dengan pulau Somasir, yang merupakan puncak gunung yang
meletus pada dikala itu. Letusan yang paling dahsyat di kemudian hari yakni gunung Krakatau (Krakatoa) yang memecah belahan Sumatera dan Jawa dan lain-lainnya serta membentuk selat dataran Sunda.

Atlantis berasal dari bahasa Sanskrit Atala, yang berarti nirwana atau menara peninjauan (watch tower), Atalaia (Potugis), Atalaya (Spanyol). Plato menegaskan bahwa wilayah Atlantis pada dikala itu merupakan sentra dari peradaban dunia dalam bentuk budaya, kekayaan alam, ilmu/teknologi, dan lain-lainnya. Plato menetapkan bahwa letak
Atlantis itu di Samudera Atlantik sekarang. Pada masanya, ia bersikukuh bahwa bumi ini datar dan dikelilingi oleh satu samudera (ocean) secara menyeluruh.

Ocean berasal dari kata Sanskrit ashayana yang berarti mengelilingi secara menyeluruh. Pendapat itu kemudian ditentang oleh ahli-ahli di kemudian hari ibarat Copernicus, Galilei-Galileo, Einstein, dan Stephen Hawking.

Santos berbeda dengan Plato mengenai lokasi Atlantis. Ilmuwan Brazil itu berargumentasi, bahwa pada dikala terjadinya letusan banyak sekali gunung berapi itu, mengakibatkan lapisan es mencair dan mengalir ke samudera sehingga luasnya bertambah. Air dan lumpur berasal dari bubuk gunung berapi tersebut membebani samudera dan dasarnya, mengakibatkan tekanan luar biasa kepada kulit bumi di dasar samudera, terutama pada pantai benua. Tekanan ini mengakibatkan gempa. Gempa ini diperkuat lagi oleh gunung-gunung yang meletus kemudian secara beruntun dan menimbulkan gelombang tsunami yang dahsyat. Santos menamakannya Heinrich Events.


Belum usang dunia di kagetkan oleh info hari simpulan  inilah  Peradaban kuno Atlantis yakni Indonesia??

Ilustrasi kesibukan atlantis kuno

Dalam perjuangan mengemukakan pendapat mendasarkan kepada sejarah dunia, tampak Plato telah melaksanakan dua kekhilafan, pertama mengenai bentuk/posisi bumi yang katanya datar. Kedua, mengenai letak benua Atlantis yang katanya berada di Samudera Atlantik yang ditentang oleh Santos. Penelitian militer Amerika Serikat di wilayah Atlantik terbukti tidak berhasil menemukan bekas-bekas benua yang hilang itu. Oleh lantaran itu tidaklah semena-mena ada peribahasa yang berkata, “Amicus Plato, sed magis amica veritas.” Artinya,”Saya bahagia kepada Plato tetapi saya lebih bahagia kepada kebenaran.”

Namun, ada beberapa keadaan masa kini yang antara Plato dan Santos sependapat. Yakni pertama, bahwa lokasi benua yang karam itu yakni Atlantis dan oleh Santos dipastikan sebagai wilayah Republik Indonesia. Kedua, jumlah atau panjangnya mata rantai gunung berapi di Indonesia. Di antaranya ialah Kerinci, Talang, Krakatoa, Malabar, Galunggung, Pangrango, Merapi, Merbabu, Semeru, Bromo, Agung, Rinjani. Sebagian dari gunung itu telah atau sedang aktif kembali.

Ketiga, soal semburan lumpur akhir letusan gunung berapi yang abunya tercampur air maritim menjadi lumpur. Endapan lumpur di maritim ini kemudian meresap ke dalam tanah di daratan. Lumpur panas ini tercampur dengan gas-gas alam yang merupakan impossible barrier of mud (hambatan lumpur yang tidak sanggup dilalui), atau in navigable (tidak sanggup dilalui), tidak sanggup ditembus atau dimasuki. Dalam perkara di Sidoarjo, pernah dilakukan remote sensing, penginderaan
jauh, yang mengatakan adanya sistim kanalisasi di wilayah tersebut. Ada kemungkinan kanalisasi itu bekas penyaluran semburan lumpur panas dari masa yang lampau.

Bahwa Indonesia yakni wilayah yang dianggap sebagai hebat waris Atlantis, tentu harus menciptakan kita bersyukur. Membuat kita tidak rendah diri di dalam pergaulan internasional, lantaran Atlantis pada masanya ialah sentra peradaban dunia. Namun sebagai wilayah yang rawan bencana, sebagaimana telah dialami oleh Atlantis itu, sudah saatnya kita berguru dari sejarah dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan mutakhir untuk sanggup mengatasinya.

Source :
Direktur Kehormatan International Institute of Space Law
(IISL), Paris-Prancis
http://www.pikiran- rakyat.com/ cetak/2006/ 102006/02/ 0902.htm

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar, tapi jangan ngiklan ya, kecuali berbagi link blog tidak apa-apa...

Daftar Isi

http://inilah-yangkutahu.blogspot.com$134.5$134.5How much is yours?

close
Banner iklan   disini