forum.viva.co.id
Menurut beberapa saksi yang mengaku pernah melihatnya, makhluk ini mempunyai panjang sekitar 1-1.5 meter, namun beberapa menyampaikan ukurannya sanggup mencapai 2-5 meter. Tubuh Mongolian Death Worm secara fisik ibarat usus sapi, berwarna merah darah, dan kadang digambarkan mempunyai bintik-bintik gelap atau bercak.
Menurut beberapa saksi yang mengaku pernah melihatnya, makhluk ini mempunyai panjang sekitar 1-1.5 meter, namun beberapa menyampaikan ukurannya sanggup mencapai 2-5 meter. Tubuh Mongolian Death Worm secara fisik ibarat usus sapi, berwarna merah darah, dan kadang digambarkan mempunyai bintik-bintik gelap atau bercak.
Sesuai dengan namanya, Mongolian Death Worm dikatakan merupakan makhluk yang mematikan. Makhluk ini sanggup menyemburkan asam yang diduga mengandung racun logam corrodes dan konon mempunyai sengatan listrik yang dengan gampang merobohkan mangsa atau pun siapa saja yang mengusiknya. Menurut rakyat setempat, Mongolian Death Worm menyukai tanaman benalu lokal mirip Goyo.
Deskripsi Mongolian Death Worm
Referensi pertama perihal makhluk ini muncul dalam buku Profesor Roy Chapman Andrews (1926), On the Trail of Ancient Man. Meskipun begitu, ia tidak sepenuhnya yakin dengan dongeng yang ia dengar di sebuah pertemuan para pejabat Mongolia, “Tidak ada yang pernah melihat makhluk itu, tetapi mereka semua sangat yakin dengan keberadaan makhluk itu dan menggambarkannya dengan teliti.”
Seorang penjelajah dari Republik Ceko, Ivan Mackerle, mendeskripsikan Mongolian Death Worm:
“… mirip sosis dengan panjang lebih dari setengah meter (20 inchi) dan dengan tebal sebesar lengan manusia, mirip usus sapi. Ekornya pendek, mirip terpotong. Sulit menggambarkan kepalanya lantaran terlihat mirip tidak mempunyai mata, hidung atau mulut. Warnanya gelap merah, mirip darah atau salami… Ia bergerak dengan cara yang aneh. Baik dengan cara menggelinding atau menggeliat menyamping, dengan menyapu. Makhluk itu tinggal di bukit pasir terpencil dan di lembah-lembah panas bawah tanah di Gurun Gobi dengan tanaman Saxaul. Ia hanya terlihat selama bulan-bulan terpanas, Juni dan Juli, lalu pada bulan-bulan lain ia masuk ke dalam liang pasir dan tidur. Ia sering keluar dari tanah terutama sesudah hujan, saat tanah basah. Makhluk ini sangat berbahaya lantaran sanggup membunuh seketika insan dan binatang dalam jarak beberapa meter.”
Mongolian Death Worm dan Cryptozoologi
Deskripsi mengenai Mongolian Death Worm memang sangat membingungkan. terlebih lagi mengenai kemampuannya untuk menyemburkan asam dan mempunyai sengatan listrik.
Mungkinkah Mongolian Death Worm yaitu sejenis belut listrik?
Belut listrik mungkin mempunyai bentuk yang serupa dengan cacing, namun tetap saja ia belut. Belut listrik sanggup menghasilkan listrik yang cukup besar lengan berkuasa untuk melumpuhkan atau membunuh mangsanya.
Belut listrik yang berjulukan latin Electrophorus electricus populer dengan kemampuannya untuk menghasilkan arus listrik yang sangat kuat, mencapai 500-650 volt. Hal ini cukup menciptakan pingsan atau membunuh mangsanya. Namun, sepertinya lingkungan mirip Gurun Gobi bukanlah habitat yang sesuai dengan belut listrik. Lagipula, belut listrik tidak mempunyai kemampuan untuk menyemburkan asam.
Mungkinkah Mongolian Death Worm yaitu sejenis ular?
Mungkin makhluk tersebut semacam cobra yang meludah. Red Spitting Cobra merupakan spesies cobra yang tampak kemerahan dan mirip dengan deskripsi warna Mongolian Death Worm. Cobra ini sanggup menyemprotkan racun yang menyakitkan secara eksklusif ke dalam mata binatang.
Lalu bagaimana dengan sengatan listriknya?
Mungkin cerita-cerita perihal sengatan listrik dibentuk lantaran kesalahan yang disebabkan oleh keterkejutan melihat cobra ini.
Cacing-cacing Rakasasa, Mungkinkah Mongolian Death Worm?
Sebagian dari kita mungkin masih mewaspadai kebenaran perihal Mongolian Death Worm, namun tidak menutup kemungkinan bahwa memang ada spesies cacing yang berukuran lebih besar dari yang kita bayangkan.
Di Brazil telah ditemukan cacing raksasa yang disebut Minhocucu (rhinodrilus) oleh penduduk setempat. Cacing ini sanggup tumbuh besar dengan gampang sampai panjangnya mencapai setengah meter. Di Afrika Selatan masyarakat mengenal jenis cacing dari keluarga Microchaetidae yang sanggup tumbuh sampai satu meter.
Cacing jenis berikut ini merupakan cacing dengan ukuran lebih besar. Cacing ini berasal dari keluarga Megascolecidae. Jenis ini diketahui bisa tumbuh sampai panjang 2,4 meter dengan ketebalan 24 milimeter.
Pencarian Mongolian Death Worm
Ivan Mackerle yaitu kepala tim Republik Ceko yang telah mencari Mongolian Death Worm sebanyak tiga kali. Selama ekspedisi kedua, Mackerle mencoba memancing makhluk tersebut keluar dari padang pasir memakai materi peledak, tapi ternyata tidak berhasil. Dia kembali pada tahun 2004 dan kali ini memakai teknik low-flying untuk mendapat citra besar gurun pasir, namun ekspedisi ini juga gagal mendapat gejala Mongolian Death Worm di dalam kamera.
Para ilmuwan dan peneliti amatir tertarik dengan gagasan perihal makhluk yang telah dilaporkan oleh nomaden Mongolia ini selama ratusan tahun. Mungkin hanya persoalan waktu saja sebelum risikonya salah satu bukti terkuak ke muka publik.
Menurut beberapa saksi yang mengaku pernah melihatnya, makhluk ini mempunyai panjang sekitar 1-1.5 meter, namun beberapa menyampaikan ukurannya sanggup mencapai 2-5 meter. Tubuh Mongolian Death Worm secara fisik ibarat usus sapi, berwarna merah darah, dan kadang digambarkan mempunyai bintik-bintik gelap atau bercak.
Menurut beberapa saksi yang mengaku pernah melihatnya, makhluk ini mempunyai panjang sekitar 1-1.5 meter, namun beberapa menyampaikan ukurannya sanggup mencapai 2-5 meter. Tubuh Mongolian Death Worm secara fisik ibarat usus sapi, berwarna merah darah, dan kadang digambarkan mempunyai bintik-bintik gelap atau bercak.
Sesuai dengan namanya, Mongolian Death Worm dikatakan merupakan makhluk yang mematikan. Makhluk ini sanggup menyemburkan asam yang diduga mengandung racun logam corrodes dan konon mempunyai sengatan listrik yang dengan gampang merobohkan mangsa atau pun siapa saja yang mengusiknya. Menurut rakyat setempat, Mongolian Death Worm menyukai tanaman benalu lokal mirip Goyo.
Deskripsi Mongolian Death Worm
Referensi pertama perihal makhluk ini muncul dalam buku Profesor Roy Chapman Andrews (1926), On the Trail of Ancient Man. Meskipun begitu, ia tidak sepenuhnya yakin dengan dongeng yang ia dengar di sebuah pertemuan para pejabat Mongolia, “Tidak ada yang pernah melihat makhluk itu, tetapi mereka semua sangat yakin dengan keberadaan makhluk itu dan menggambarkannya dengan teliti.”
Seorang penjelajah dari Republik Ceko, Ivan Mackerle, mendeskripsikan Mongolian Death Worm:
“… mirip sosis dengan panjang lebih dari setengah meter (20 inchi) dan dengan tebal sebesar lengan manusia, mirip usus sapi. Ekornya pendek, mirip terpotong. Sulit menggambarkan kepalanya lantaran terlihat mirip tidak mempunyai mata, hidung atau mulut. Warnanya gelap merah, mirip darah atau salami… Ia bergerak dengan cara yang aneh. Baik dengan cara menggelinding atau menggeliat menyamping, dengan menyapu. Makhluk itu tinggal di bukit pasir terpencil dan di lembah-lembah panas bawah tanah di Gurun Gobi dengan tanaman Saxaul. Ia hanya terlihat selama bulan-bulan terpanas, Juni dan Juli, lalu pada bulan-bulan lain ia masuk ke dalam liang pasir dan tidur. Ia sering keluar dari tanah terutama sesudah hujan, saat tanah basah. Makhluk ini sangat berbahaya lantaran sanggup membunuh seketika insan dan binatang dalam jarak beberapa meter.”
Mongolian Death Worm dan Cryptozoologi
Deskripsi mengenai Mongolian Death Worm memang sangat membingungkan. terlebih lagi mengenai kemampuannya untuk menyemburkan asam dan mempunyai sengatan listrik.
Mungkinkah Mongolian Death Worm yaitu sejenis belut listrik?
Belut listrik mungkin mempunyai bentuk yang serupa dengan cacing, namun tetap saja ia belut. Belut listrik sanggup menghasilkan listrik yang cukup besar lengan berkuasa untuk melumpuhkan atau membunuh mangsanya.
Belut listrik yang berjulukan latin Electrophorus electricus populer dengan kemampuannya untuk menghasilkan arus listrik yang sangat kuat, mencapai 500-650 volt. Hal ini cukup menciptakan pingsan atau membunuh mangsanya. Namun, sepertinya lingkungan mirip Gurun Gobi bukanlah habitat yang sesuai dengan belut listrik. Lagipula, belut listrik tidak mempunyai kemampuan untuk menyemburkan asam.
Mungkinkah Mongolian Death Worm yaitu sejenis ular?
Mungkin makhluk tersebut semacam cobra yang meludah. Red Spitting Cobra merupakan spesies cobra yang tampak kemerahan dan mirip dengan deskripsi warna Mongolian Death Worm. Cobra ini sanggup menyemprotkan racun yang menyakitkan secara eksklusif ke dalam mata binatang.
Lalu bagaimana dengan sengatan listriknya?
Mungkin cerita-cerita perihal sengatan listrik dibentuk lantaran kesalahan yang disebabkan oleh keterkejutan melihat cobra ini.
Cacing-cacing Rakasasa, Mungkinkah Mongolian Death Worm?
Sebagian dari kita mungkin masih mewaspadai kebenaran perihal Mongolian Death Worm, namun tidak menutup kemungkinan bahwa memang ada spesies cacing yang berukuran lebih besar dari yang kita bayangkan.
Di Brazil telah ditemukan cacing raksasa yang disebut Minhocucu (rhinodrilus) oleh penduduk setempat. Cacing ini sanggup tumbuh besar dengan gampang sampai panjangnya mencapai setengah meter. Di Afrika Selatan masyarakat mengenal jenis cacing dari keluarga Microchaetidae yang sanggup tumbuh sampai satu meter.
Cacing jenis berikut ini merupakan cacing dengan ukuran lebih besar. Cacing ini berasal dari keluarga Megascolecidae. Jenis ini diketahui bisa tumbuh sampai panjang 2,4 meter dengan ketebalan 24 milimeter.
Pencarian Mongolian Death Worm
Ivan Mackerle yaitu kepala tim Republik Ceko yang telah mencari Mongolian Death Worm sebanyak tiga kali. Selama ekspedisi kedua, Mackerle mencoba memancing makhluk tersebut keluar dari padang pasir memakai materi peledak, tapi ternyata tidak berhasil. Dia kembali pada tahun 2004 dan kali ini memakai teknik low-flying untuk mendapat citra besar gurun pasir, namun ekspedisi ini juga gagal mendapat gejala Mongolian Death Worm di dalam kamera.
Para ilmuwan dan peneliti amatir tertarik dengan gagasan perihal makhluk yang telah dilaporkan oleh nomaden Mongolia ini selama ratusan tahun. Mungkin hanya persoalan waktu saja sebelum risikonya salah satu bukti terkuak ke muka publik.
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar, tapi jangan ngiklan ya, kecuali berbagi link blog tidak apa-apa...