Mantap 6 Daerah Wisata Berlegenda Di Tanah Air


Terselubung  | Fakta Unik & Aneh. INDONESIA kaya akan khasanah budaya, termasuk dalam bentuk cerita-cerita rakyat yang melegenda. Entah bagaimana cerita-cerita itu sanggup "meninggalkan jejak" yang sampai sekarang sanggup kita saksikan dan kita kunjungi, seolah kisah-kisah itu benar adanya, bukan sebuah takhyul yang mengemuka akhir keberadaan tempat-tempat itu.
Dari segi pariwisata, tentu saja tempat-tempat yang berkaitan dengan legenda itu sanggup mendatangkan income yang tidak sedikit, sebab tempat-tempat itu menjadi obyek yang yang ramai dikunjungi wisatawan domestik dan mancanegara.

Nah, untuk menambah khasanah pengetahuan kita perihal objek wisata di Indonesia yang berlatar belakang legenda, inilah tempat-tempat itu. Siapa tahu, jikalau Anda belum pernah ke tempat-tempat itu, Anda akan memasukkannya dalam daftar daerah wisata yang akan Anda kunjungi. Datanya dihimpun dari aneka macam sumber.


1. Batu Gantung, Sumatra Utara
Konon, zaman dahulu kala di tepi Danau Toba hidup sepasang suami istri dengan seorang anak perempuannya yang elok jelita. Namanya Seruni. Sayang, meski banyak cowok yang menyukai Seruni, dan gadis itu telah menentukan salah seorang dari mereka sebagai kekasihnya, suami istri itu telah menjodohkan Seruni dengan seorang cowok yang masih sepupunya Seruni sendiri.

Suatu hari, Seruni melamunkan nasibnya di pinggir Danau Toba dengan ditemani anjing peliharaannya yang berjulukan Toki, dan tetapkan untuk bunuh diri dengan cara menerjunkan diri dari tebing yang curam. Ia kemudian berjalan menuju tebing yang dimaksudkannya, namun sebelum tiba di sana ia terperosok ke dalam sebuah lubang yang terdapat di sebuah watu besar, dan tak sanggup keluar dari sana.
Terselubung  | Fakta Unik & Aneh.
Seruni tetapkan untuk mengakhiri hidupnya di lubang itu, dan berteriak; "Parapat, parapat!" yang artinya "Merapat, merapat!" Tujuannya supaya lubang pada watu itu merapat dan menghimpit tubuhnya sampai ia tewas. Keinginan Seruni terkabul.

Maka, jikalau Anda ke Parapat, sebuah kota kecil di Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, Anda akan menemukan sebuah watu besar yang ibarat badan seorang gadis yang seakan-akan sedang menggantung di tepi tebing. Oleh masyarakat setempat, watu itu disebut Batu Gantung, dan sampai sekarang menjadi salah satu objek wisata andalan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Simalungun yang ramai dikunjungi wisatawan domestik dan
mancanegara.

Konon, nama Kota Parapat berasal dari kata terakhir yang disebutkan Seruni, sebelum gadis itu meninggal.


2. Tangkuban Parahu, Jawa Barat
Banyak ilmuwan yang menyatakan bahwa Gunung Tangkuban Perahu merupakan sebuah gunung berapi aktif yang tercipta akhir proses alam selama ribuan, bahkan jutaan tahun. Namun bagi masyarakat Jawa Barat, gunung yang berjarak sekitar 25-30 kilometer di utara Kota Bandung dan berketinggian 2.084 meter dari permukaan maritim (dpl) itu muncul di permukaan Bumi bukan akhir proses alam, melainkan sebab kesaktian Sangkuriang.

Konon, dahulu kala, ada seorang perempuan elok berjulukan Dayang Sumbi. Ia hidup di tengah hutan bersama anaknya yang berjulukan Sangkuriang. Suatu hari, Dayang Sumbi menyuruh Sangkuriang berburu rusa sebab ia ingin sekali memakan dagingnya. Sayang, rusa yang diburu Sangkuriang gagal didapatkan, sehingga sebab tak ingin mengecewakan ibunya, Sangkuriang membunuh Tumang, anjing peliharaan ibunya yang menemani ia berburu, dan mempersembahkan dagingnya kepada sang Ibu.

Dayang Sumbi murka sekali sesudah tahu apa yang dilakukan Sangkuriang itu sebab Tumang ternyata penjelmaan ayah Sangkuriang sendiri. Ia memukul kepala Sangkuriang sampai bercucuran darah, dan kemudian mengusir Sangkuriang dari rumah.

Bertahun-tahun kemudian, Sangkuriang tumbuh cukup umur yang tampan dan gagah, tanpa sengaja kembali ke hutan daerah dimana ibunya tinggal, dan menemukan Dayang Sumbi yang masih saja terlihat muda dan cantik. Ia jatuh cinta, dan cintanya terbalas sebab Dayang Sumbi pun tak tahu kalau Sangkuriang yakni anaknya.

Suatu hari, dikala mereka sedang bercengkrama, Dayang Sumbi melihat luka di kepala Sangkuriang, dan segera mengetahui kalau cowok yang sedang memadu kasih dengan dirinya, yakni anaknya sendiri. Ia stress berat dan tetapkan kekerabatan mereka. Sangkuriang marah, dan ngotot untuk tetap menikahi Dayang Sumbi, meski kemudian Dayang Sumbi memberitahu kalau ia yakni ibu kandung Sangkuriang sendiri.

Tak kehabisan akal, Dayang Sumbi kemudian menyatakan bahwa ia bersedia dinikahi asalkan Sangkuriang bisa membuatkannya sebuah telaga dan sebuah bahtera dalam satu malam. Sangkuriang menyanggupi. Dengan dibantu jin, Sangkuriang nyaris bisa memenuhi ajakan Dayang Sumbi, namun Dayang Sumbi lagi-lagi tak kehabisan akal. Ia menebar kain boeh rarang (kain putih hasil tenunannya), dan dalam sekejap mata kain itu mengeluarkan cahaya bagaikan cahaya fajar di ufuk timur. Cahaya itu menciptakan jin-jin yang membantu Sangkuriang, menduga hari telah pagi dan buru-buru pergi, meninggalkan pekerjaannya yang hampir rampung.

Sangkuriang murka sekali ketika tahu siasat Dayang Sumbi itu. Ia kemudian menendang bahtera yang telah dibuatnya, dan bahtera itu kemudian jatuh dalam keadaan menelungkup dan bermetamorfosis gunung yang sampai sekarang kita kenal dengan nama Gunung Tangkuban Perahu.

Delama 2 kurun terakhir, gunung yang menjadi ikon pariwisata Jawa Barat ini telah beberap kali meletus, yakni pada 1829, 1846, 1862, 1887, 1896, 1910, dan 1929.


3. Candi Prambanan, Yogyakarta
Inilah candi yang mempunyai bentuk sangat anggun dan menjadi salah satu ikon budaya Indonesia. Candi ini juga merupakan candi Hindu terbesar di Asia Tenggara.

Konon, dahulu kala ada seorang cowok sakti mandraguna yang ingin menikahi seorang putri elok berjulukan Roro Jonggrang. Namanya Bandung Bondowoso. Pemuda ini beruntung sebab ayah sang putri yang merupakan seorang raja, merestui perasaannya, dan bahkan memaksa sang Putri supaya menikahi cowok itu. Namun, sang putri enggan.

Roro Jonggrang kemudian memberi satu syarat kepada Bandung yang disebutnya sebagai mas kawin, yakni meminta dibangunkan 1.000 buah candi yang harus telah rampung dalam semalam, sebelum ayam berkokok menjelang fajar menyingsing. Bandung menyanggupinya.

Menjelang dinihari, 999 candi telah dibuat, sehingga Roro Jonggrang panik dan meminta para perempuan supaya memukul lesung (alat penumbuk padi), sehingga ayam-ayam terbangun dan berkokok. Meski belum dinihari.

Bandung Bondowoso murka sebab tahu telah dicurangi Roro Jonggrang. Ia kemudian mengubah putri itu menjadi watu yang sekarang kita kenal dengan nama Candi Prambanan, atau Candi Roro Jonggrang berdasarkan warga setempat. Sementara candi-candi lain yang teklah dibentuk Bandung Bondowoso dan berada di sekitar Candi Roro Jonggrang dinamakan Candi Sewu atau Candi Seribu.


4. Danau Toba, Sumatera Utara
Jika ditinjau dari beling ilmu pengetahuan, Danau Toba merupakan sebuah kawah vulkanik berukuran panjang 100 kilometer dan lebar 30 kilometer yang tercipta dari hasil ledakan gunung sekitar 75.000 tahun silam. Namun bagi penduduk setempat, danau terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara ini terbentuk sebab dilatari sebuah legenda.

Konon, dahulu kala ada seorang cowok miskin berjulukan Toba yang hidup dari bertani dan menangkap ikan di sungai. Suatu hari, ia menangkap seekor ikan mas yang sanggup berbicara sebagaimana layaknya manusia. Ikan itu kemudian dibawa pulang, dan menjadi seorang gadis yang amat cantik.

Menurut akreditasi gadis itu, dirinya yakni seorang bidadari berjulukan Mina yang dikutuk para dewa, sehingga bermetamorfosis ikan, dan meminta Toba untuk tidak membocorkan diam-diam ini kepada siapapun. Toba bersedia asalkan Mina mau menikah dengannya, dan Mina setuju. Maka, menikahlah mereka, dan dikaruniai seorang anak berjulukan Samosir.

Suatu hari, Mina menyuruh Samosir mengantarkan makan siang untuk Toba di ladang. Samosir menolak, namun sebab Mina memaksa, Samosir terpaksa menurut.

Di tengah jalan, sebab lapar, Samosir memakan sebagian besar nasi dan lauk pauk untuk Toba, sehingga ketika ia tiba di ladang, ia bukan hanya terlambat, tapi juga makanan Toba tinggal sedikit. Toba murka besar dan memukuli anak semata wayangnyanya itu sambil mengatakan; “Anak kurang ajar! Betul-betul kamu anak keturunan perempuan yang berasal dari ikan!”

Samosir menangis dan bergegas pulang. Ia mengadu kepada Mina, dan memberikan apa yang dikatakan Toba. Mina terkejut dan merasa sangat kecewa sebab Toba telah melanggar janji. Ia menerjunkan diri ke sungai dan kembali menjadi ikan. Tak hanya itu, air sungai meluap dan hujan turun dengan sangat deras, sehingga lembah dimana Toba tinggal, tenggelam. Air juga menggenangi desa-desa di sekitarnya, dan air tak surut lagi sehingga terciptalah sebuah danau besar yang sekarang kita kenal dengan nama Danau Toba.

Konon, Toba tak sanggup menyelamatkan diri dari banjir besar tersebut, dan dari tengah danau itu kemudian muncul sebuah pulau yang sekarang kita kenal dengan nama Pulau Samosir.

Danau Toba berjarak sekitar 176 kilometer dari Medan. Danau ini merupakan salah satu objek wisata yang ramai dikunjungi wisatawan, sebab pemandangannya yang indah.


5. Danau Tolire, Ternate
Danau ini berada di kaki Gunung Gamalama, sekitar 10 kilometer dari sentra Kota Ternate. Danau ini mempunyai bentuk yang unik. Jika dilihat dari udara, danau ini mirip mangkok yang menjorok ke dalam.

Dari pinggir atas tepi danau sampai ke permukaan, airnya mempunyai kedalaman sekira 50 meter. Namun, kedalaman danau secara sempurna tidak ada yang mengetahui sebab belum ada yang pernah mengukurnya. Warga setempat percaya, danau ini tidak mempunyai dasar, sehingga tidak ada yang berani menyelaminya.

Konon, bila Anda melempar sesuatu ke Danau Tolire, meski sekuat apapun lemparan Anda dari tepi danau, sesuatu itu takkan pernah menyentuh air danau itu. Meski, air permukaan danau terlihat tidak begitu jauh dari Anda.

Banyak mitos yang berkembang di Danau Tolire. Mitos yang paling banyak dibicarakan yakni kisah mengenai seorang anak dan ayah kandungnya.

Konon, berdasarkan dongeng masyarakat setempat, di daerah Danau Tolire berada dikala ini, dulunya yakni sebuah kampung. Namun, kampung ini kemudian dikutuk oleh Sang Penguasa Alam sebab ada seorang ayah yang tega menghamili anak gadisnya sendiri.

Tempat si ayah tersebut berdiri ambles ke tanah dan sekarang menjadi daerah Danau Tolire Besar. Sedangkan anaknya bermetamorfosis Danau Tolire Kecil, yang berada tak jauh dari situ.


6. Pantai Air Manis, Sumatra Barat
Pantai ini berada di Kota Padang. Panoramanya indah dengan ombak bergulung-gulung yang sangat pas untuk berselancar.

Pasir pantai ini berwarna coklat keputih-putihan, terhampar luas dan landai. Dari waktu ke waktu, terutama di selesai pekan dan hari libur, wisatawan membanjiri pantai ini untuk sekedar berekreasi, kemping atau berselancar.

Konon, pantai ini terkait dekat dengan legenda Malin Kundang, anak yang durhaka kepada ibunya sendiri, dan dikutuk menjadi batu.

Malin mulanya anak orang miskin yang tinggal bersama ibunya di sebuah kampung. Suatu hari, Malin merantau sebab ingin menjadi orang kaya raya, dan meninggalkan ibunya seorang diri. Bertahun-tahun kemudian, Malin kembali sebagai seorang saudagar kaya raya dengan istri yang elok jelita. Sayang, sebab aib melihat ibunya yang miskin dan berpakaian compang-camping, ia tak mengakui ibunya itu. Bahkan sang Ibu diusir dari kapalnya yang megah.

Sakit hati sebab perlakuan anaknya yang durhaka, Ibu Malin Kundang berdoa kepada Tuhan dan mengutuk anaknya itu supaya menjadi batu. Kutukan itu terjadi. Malin, istri, kapal, dan semua anak buahnya bermetamorfosis batu. Hingga kini, watu penjelmaan mereka masih sanggup dilihat di Pantai Air Manis yang berjarak sekitar 15 km dari kota Padang.
Terselubung  | Fakta Unik & Aneh.

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar, tapi jangan ngiklan ya, kecuali berbagi link blog tidak apa-apa...

Daftar Isi

http://inilah-yangkutahu.blogspot.com$134.5$134.5How much is yours?

close
Banner iklan   disini