lihat.co.id
1. Afghanistan
Bocah di negara ini memang apes karena dikala Taliban berkuasa mereka banyak direkrut untuk dilatih memakai senjata. Tak hanya itu, kepolisian Afghanistan ternyata juga melaksanakan hal sama. Pada 2008 terungkap, polisi nasional negara itu melatih sekitar 200 anak dibawah umur untuk menjadi aparat. Uji coba itu dilakukan di Provinsi Kandahar.
Terungkapnya kasus tersebut, polisi Afghanistan menerima kecaman sejagat. Mereka berkilah bocah-bocah ini direkrut untuk ditempatkan di bab kebersihan, kesehatan, dan lain sebagainya tidak memakai senjata meski kenyataannya mereka berlatih dengan pistol.
Bocah direkrut polisi Afghanistan mungkin jauh lebih beruntung dibandingkan mereka yang dilatih Taliban. Anak untuk jadi tentara kelompok Islam ekstremis itu berguru meledakkan bom, membidik dengan AK-47, serta melaksanakan bom bunuh diri.
2. Kongo
Tentara anak di Kongo makin banyak dan mengkhawatirkan. Perekrutan mereka bukan lagi sukarela, namun mereka diburu dan diculik untuk dilatih angkat senjata. Bahkan mereka menjadi tameng dikala pertempuran.
Orang-orang sampaumur menempatkan mereka di garis depan. Sangat tragis, mereka di anak-anak sudah mengetahui ragam senjata, peledak dan mortir.
Militer Kongo M23 dan pemberontak sama-sama memakai bocah untuk berperang. Selain angkat senjata mereka juga dilatih memasak, jadi mata-mata, hingga budak seks.
3. Uganda
Uganda menjadi salah satu negara yang hingga dikala ini merekrut anak-anak untuk dilatih berperang oleh pemberontak yang menamakan diri mereka Tentara Tuhan dipimpin oleh Joseph Kony.
Dalam merekrut anak-anak jadi pasukannya, Kony tidak segan-segan mengambil mereka dari keluarganya, baik lelaki maupun perempuan. Keduanya punya kiprah tidak mudah. Angkat senjata, menjadi budak seks, tameng hidup, hingga kepetangan harus mereka lakukan. Organisasi hak asasi Amnesty Internasional lewat film dokumenter berhasil mengakibatkan Kony penjahat nomor satu dunia. Dia diburu hidup atau mati.
Banyak orang berharap Kony segera ditangkap biar perang saudara di Uganda ikut mengakibatkan anak-anak sebagai tentara berakhir.
4. Myanmar
Sangat mengagetkan kalau hingga kini ternyata junta militer Myanmar masih merekrut bocah untuk jadi tentara Padahal mereka telah menanda tangani janji dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk tidak lagi memakai anak-anak dalam angkatan bersenjata.
5. Somalia
Sedikit tersentak mengetahui keadaan di Somalia dilansir oleh organisasi pemerhati tentara anak sejagat, sebanyak empat dari lima anak ternyata tentara.
Konflik saudara di negara itu memang dalam tahap memprihatinkan. Para orang sampaumur banyak tewas hingga yang tersisa melatih bocah untuk meneruskan perang ini.
Bahkan anak-anak dipaksa merekrut bocah lain sobat sebaya mereka. Kenyataan tragis ini hampir tidak sanggup diperbaiki bahkan Perserikatan Bangsa-Bangsa kehabisan logika untuk mengatasi tentara anak di Somalia.
1. Afghanistan
Bocah di negara ini memang apes karena dikala Taliban berkuasa mereka banyak direkrut untuk dilatih memakai senjata. Tak hanya itu, kepolisian Afghanistan ternyata juga melaksanakan hal sama. Pada 2008 terungkap, polisi nasional negara itu melatih sekitar 200 anak dibawah umur untuk menjadi aparat. Uji coba itu dilakukan di Provinsi Kandahar.
Terungkapnya kasus tersebut, polisi Afghanistan menerima kecaman sejagat. Mereka berkilah bocah-bocah ini direkrut untuk ditempatkan di bab kebersihan, kesehatan, dan lain sebagainya tidak memakai senjata meski kenyataannya mereka berlatih dengan pistol.
Bocah direkrut polisi Afghanistan mungkin jauh lebih beruntung dibandingkan mereka yang dilatih Taliban. Anak untuk jadi tentara kelompok Islam ekstremis itu berguru meledakkan bom, membidik dengan AK-47, serta melaksanakan bom bunuh diri.
2. Kongo
Tentara anak di Kongo makin banyak dan mengkhawatirkan. Perekrutan mereka bukan lagi sukarela, namun mereka diburu dan diculik untuk dilatih angkat senjata. Bahkan mereka menjadi tameng dikala pertempuran.
Orang-orang sampaumur menempatkan mereka di garis depan. Sangat tragis, mereka di anak-anak sudah mengetahui ragam senjata, peledak dan mortir.
Militer Kongo M23 dan pemberontak sama-sama memakai bocah untuk berperang. Selain angkat senjata mereka juga dilatih memasak, jadi mata-mata, hingga budak seks.
3. Uganda
Uganda menjadi salah satu negara yang hingga dikala ini merekrut anak-anak untuk dilatih berperang oleh pemberontak yang menamakan diri mereka Tentara Tuhan dipimpin oleh Joseph Kony.
Dalam merekrut anak-anak jadi pasukannya, Kony tidak segan-segan mengambil mereka dari keluarganya, baik lelaki maupun perempuan. Keduanya punya kiprah tidak mudah. Angkat senjata, menjadi budak seks, tameng hidup, hingga kepetangan harus mereka lakukan. Organisasi hak asasi Amnesty Internasional lewat film dokumenter berhasil mengakibatkan Kony penjahat nomor satu dunia. Dia diburu hidup atau mati.
Banyak orang berharap Kony segera ditangkap biar perang saudara di Uganda ikut mengakibatkan anak-anak sebagai tentara berakhir.
4. Myanmar
Sangat mengagetkan kalau hingga kini ternyata junta militer Myanmar masih merekrut bocah untuk jadi tentara Padahal mereka telah menanda tangani janji dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk tidak lagi memakai anak-anak dalam angkatan bersenjata.
5. Somalia
Sedikit tersentak mengetahui keadaan di Somalia dilansir oleh organisasi pemerhati tentara anak sejagat, sebanyak empat dari lima anak ternyata tentara.
Konflik saudara di negara itu memang dalam tahap memprihatinkan. Para orang sampaumur banyak tewas hingga yang tersisa melatih bocah untuk meneruskan perang ini.
Bahkan anak-anak dipaksa merekrut bocah lain sobat sebaya mereka. Kenyataan tragis ini hampir tidak sanggup diperbaiki bahkan Perserikatan Bangsa-Bangsa kehabisan logika untuk mengatasi tentara anak di Somalia.
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar, tapi jangan ngiklan ya, kecuali berbagi link blog tidak apa-apa...