Inilah Dunia Air Bawah Tanah Di Meksiko


 Kawasan tersebut ternyata pernah dijadikan sebagai kolam suci oleh bangsa Maya kuno inilah  Dunia Air Bawah Tanah di Meksiko

Ilmuwan menemukan lebih dari 40 spesies makhluk hidup gres di “kolam kristal” bawah tanah Meksiko. Kawasan tersebut ternyata pernah dijadikan sebagai kolam suci oleh bangsa Maya kuno.

Semenanjung Yucatan di utara Meksiko bagaikan sebuah teras kerikil kapur yang rata dan rendah, ia terbentuk dikala pergantian jaman baru, tepatnya pada 2 juta tahun silam dari dasar maritim dangkal yang naik. Lubang batuan yaitu ciri khas topografi kerikil kapur yang umum ditemui di semenajung Yucatan. Di barat maritim semenanjung tersebut, arkeolog sudah menemukan gugusaan lubang-lubang batuan ini semenjak dulu.

Gugusan lubang tersebut diduga besar lengan berkuasa diakibatkan oleh ledakan besar. Kurang lebih pada 65 juta tahun silam, sebuah kerikil meteor dengan ukuran sebesar sebuah kota menabrak bumi sehingga membentuk sebuah kubang raksasa dengan diameter mencapai 200 km. Abu yang ditimbulkan akhir gesekan ini menyelimuti segenap angkasa, sehingga mengubah cuaca, bahkan mengakibatkan banyak makhluk hidup di bumi mati dalam skala besar, termasuk dinosaurus.

Kolam Kristal
Di tengah hutan yang lebat di semenajung Yucatan, Meksiko, di luar dugaan tersebar ribuan “kolam kristal” yang misterius. Menurut laporan Reuters, para ilmuwan asal AS telah menemukan “kolam kristal” tersebut belum usang ini, yang sekaligus membuka cadar bersama-sama dunia air bawah tanah. Hutan yang lebat ini menyembunyikan banyak “kolam kristal” tersebut, dimana ke dalaman salah satu “kolam kristal” itu sanggup mencapai 160 meter lebih dalamnya.

Ribuan “kolam kristal” bawah tanah tersebut telah membentuk sebuah dunia air bawah tanah yang misterius. bangsa Maya kuno pernah menganggap, bahwa di sana merupakan pintu masuk menuju ke alam bawah tanah. Masyarakat setempat pun terus melegendakan, bahwa di dunia air bawah tanah yang misterius itu, terdapat setumpukan tulang belulang, dan emas yang membentuk ibarat gunung.

Peneliti asal AS dan penjelajah melaksanakan penyelidikan terhadap sejumlah lubang sambil membawa tabung oksigen, lampu kedap air dan peralatan bawah air lainnya. Dari penyelidikan itu diketahui bahwa bersama-sama “kolam kristal” ini yaitu lubang batuan yang terbentuk dari gamping (batu kapur) yang terkikis air hujan permanen. Dan oleh lantaran air hujan disaring kerikil kapur sejenis bunga karang, maka air kelihatan sangat jernih dan bening, dan tampak ibarat terbuat dari kristal.

Para penyelam petualang merasa seperti melayang di angkasa ketika berenang di dalam air bawah tanah tersebut. Kolam-kolam kristal ini yang dangkal ada yang kedalamannya mencapai 1 meter lebih, sedangkan yang dalam tidak berdasar. Mereka pernah menyelami sebuah lubang bawah tanah, hingga di kedalaman 160 meter anehnya tetap saja tidak sanggup hingga ke dasar.



Wajar saja jikalau bangsa Maya pernah menjadikan kolam-kolam kristal tersebut sebagai kolam yang suci, dan mereka pernah memasukkan barang-barang aksesori ke dalamnya untuk sembahyang leluhur. Dalam kehidupan sehari-hari bangsa Maya kuno, kubang-kubang ini menduduki status yang penting. Kubang tersebut juga menyediakan sumber air yang cukup bagi bangsa Maya, selain itu juga menyediakan tempat pemandian bagi mereka. Hingga sekarang, di sejumlah desa yang jauh terpencil di semenanjung Yucatan, orang-orang masih bergantung pada lubang bawah tanah ibarat ini dalam kehidupannya.

Dalam keyakinan spiritual bangsa Maya, kubang-kubang ini juga merupakan tempat tinggal Dewa Hujan, sama ibarat Istana Naga dalam legenda Tiongkok. Bangsa Maya mengandalkan mereka guna bersujud untuk memohon hujan. Bangsa Maya beranggapan, bahwa hujan di langit yaitu hasil kunjungan Dewa Hujan, hanya dengan mempersembahkan “hadiah”, yang kuasa hujan gres sanggup hadir. Mereka memasukkan barang aksesori ke dalam lubang, bahkan akan menentukan gadis manis dan diterjunkan ke dalam air, dengan maksud menyenangkan Dewa Hujan.

Spesies Baru
Selain kemisteriusan dunia air bawah tanah, di daerah tersebut juga ditemukan lebih dari 40 species makhluk hidup gres berupa udang-udangan dan ikan. Di bawah lingkungan yang sulit, species tersebut sanggup bertahan hidup. Makhluk air ini hidup dengan mengandalkan masakan dan oksigen yang terbatas di dalam air. Ini yaitu inovasi pertamakali yang pernah diraih para ilmuwan Biologi. Ahli Biologi maritim dari Universitas Texas yakni Tom Iriver menuturkan, “Disini sepenuhnya merupakan sebuah dunia yang unik. Hal-hal yang kami temukan disana, termasuk beberapa bentuk hayati di sana belum pernah ditemukan di tempat lain.”

Iriver menyampaikan yang paling menggembirakan yaitu telah menyaksikan beberapa bentuk makhluk hidup dan spons yang hidup di perbatasan air maritim dan air tawar, besar kemungkinan mereka mempunyai nilai pengobatan yang terpendam, sanggup mengobati sejumlah besar penyakit fatal termasuk kanker. Namun, penelitian ini masih terlalu dini, kami masih perlu melaksanakan sejumlah besar eksprimen ilmiah.
Bahkan para ilmuwan juga menemukan sejumlah besar kerangka binatang prasejarah dan benda budaya kuno di kubang tersebut, termasuk tulang belulang kelinci dan bahkan tulang belulang mamut atau gajah purba yang hidup pada zaman glacial. Seorang penjelajah bawah air menuturkan, “Saat Anda keluar dari air, dan memberitahu kepada orang-orang bahwa di bawah sana ada gajah besar, maka dipastikan Anda akan dianggap gila, tapi faktanya memang demikian.”

Karena perkembangan penduduk dan eksploitasi pariwisata, sehingga susunan ekosistem “kolam kristal” tengah mengalami kerusakan. Selama 30 tahun di masa lalu, daerah yang pernah di huni bangsa Maya ini, jumlah penduduknya membengkak hingga 10 kali lipat lebih, mencapai 1 juta jiwa, ditambah lagi penduduk asal AS, Eropa dan sejumlah besar wisatawan dari daerah lain di dunia. Akibatnya dunia bawah air ini menerima bahaya serius.

Para andal lingkungan memperingatkan, bahwa perjuangan pariwisata setempat yang berkembang pesat dan sejumlah besar sampah yang diciptakan perjuangan pelayanan sudah mulai mengakibatkan polusi terhadap lingkungan lubang batuan.

Kini pencemaran yang dihasilkan orang-orang setempat semuanya di buang ke dalam bawah tanah, sistem sungai di lubang dengan kedalaman 1 meter di semenanjung Yucatan telah mengalami pencemaran sampah sebanyak 250 ton setiap harinya. Setiap hari ratusan wisatawan menyusup ke lubang-lubang yang dibuka tersebut, dan dengan semena-mena merusak susunan ekosistem di dalamnya. “Kami kini membutuhkan sebuah rancangan yang matang dan cermat, yang sanggup membuatkan ekonomi setempat sekaligus melindungi dunia bawah air yang tak ternilai itu, terang Mahert.

Ritual Bangsa Maya Kuno
Bangsa Maya kuno sepenuhnya yakin bahwa persembahan darah merupakan hal yang mutlak bagi eksistensi insan dan dewa. Persembahan darah sanggup menunjukkan kekuatan dan kekuasaan yang suci bagi manusia. Dengan sebilah pisau osidian, Raja menoreh organ reproduksinya sendiri, supaya darah mengalir ke atas sehelai kertas dalam mangkok. Istri raja juga turut serta dalam upacara ini, mereka akan memakai seutas tali berduri yang kemudian ditusukkan ke pengecap sendiri. Kertas yang dinodai darah akan dibakar, mereka percaya asap yang terbakar akan bekerjasama pribadi dengan alam dewata.

Sembahyang kepada yang kuasa atau leluhur dengan memakai insan hidup kadang juga terjadi dalam upacara keagamaan mereka. Biasanya orang yang dipilih sebagai persembahan kurban yaitu nara pidana, budak, anak yatim atau anak haram. Sedangkan sembahyang dengan memakai binatang ternak lebih umum dibanding orang hidup, kalkun, anjing, bajing dan kadal dan binatang lainnya dianggap sebagai persembahan kurban yang paling pas terhadap segala yang kuasa bangsa Maya.

Persembahan kurban insan hidup dilakukan dibawah pemberian 4 orang bau tanah yang disebut “Chac” (Konon katanya, upacara ini dilakukan demi untuk menyatakan penghormatan terhadap yang kuasa hujan Chac bangsa Maya kuno). Ke-4 orang ini masing-masing menekan lengan dan kaki yang dipersembahkan sebagai kurban, sedang orang yang berjulukan “nacom” menoreh dada “persembahan kurban”. Selain itu, masih ada satu orang lagi yang turut serta dalam upacara yaitu juru tenung syaman (semacam agama primitif), konon katanya, ia mendapatkan informasi dikala dalam kondisi tertidur, makna yang terkandung dari ramalan yang didengarnya itu akan dijelaskan oleh beberapa tetua setempat.

Bangsa Maya meyakini, bahwa sesudah insan meninggal dunia, mereka akan masuk ke dunia bawah tanah melalui sebuah lubang, dan sesudah raja meninggal akan masuk ke bawah tanah melalui orbit yang bekerjasama dengan peredaran matahari; namun, lantaran mereka mempunyai kekuatan supernormal, mereka akan hidup kembali di negeri langit dan menjadi dewa. Bangsa Maya sangat takut dengan maut yang disebabkan oleh peristiwa alam, alasannya yaitu sesudah meninggal ibarat tidak sanggup masuk “surga” dengan sendirinya.





Posting Komentar

Silahkan Berkomentar, tapi jangan ngiklan ya, kecuali berbagi link blog tidak apa-apa...

Daftar Isi

http://inilah-yangkutahu.blogspot.com$134.5$134.5How much is yours?

close
Banner iklan   disini